Saat ini negara-negara berlomba-lomba untuk meningkatkan kapasitas power alutsista mereka.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menguatkan dan mengembangkan industri pertahanan nasional.
"Saya melihat sudah ada perkembangan yang signifikan setelah Pemerintah memberikan ruang yang lebih banyak kepada BUMN dan sektor swasta dalam industri pertahanan kita," kata Nurul Arifin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Nurul menyampaikan dukungannya usai menyaksikan pameran pertahanan nasional Indo Defence 2022 di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat. Sebanyak 30 negara ikut dalam pameran ini dan 900 industri pertahanan dalam dan luar negeri ikut dipamerkan.
Menurut dia, perkembangan alutsista Indonesia sudah sangat baik. Hingga perlu ada kepercayaan penuh dari pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi sebagai panglima tertinggi di Indonesia kepada BUMN dan pihak swasta dalam negeri untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.
Selain memberikan ruang buat BUMN, Nurul memandang perlu ada kerja sama antarnegara dalam mengembangkan sistem pertahanan dan keamanan karena langkah tersebut mampu menciptakan kemandirian bangsa Indonesia dalam produksi persenjataan buat TNI/Polri.
"Selain untuk transfer dan adopsi teknologi, saya yakin kerja sama itu juga akan menciptakan kemandirian kita dalam menyediakan persenjataan untuk TNI. Dari sisi anggaran pun, makin ringan," katanya.
Nurul menyambut baik perintah Presiden Joko Widodo kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk bekerja sama dengan perusahaan dan industri pertahanan dari negara lain.
Ia mencontohkan kerja sama itu seperti pembuatan kapal selam dengan Korea Selatan dan pembuatan tank harimau dengan Turki. Hal ini menurut dia layak untuk terus dilanjutkan dan dikembangkan.
"Saat ini negara-negara berlomba-lomba untuk meningkatkan kapasitas power alutsista mereka, salah satunya melalui kemandirian pertahanan. Indonesia pun harus melakukan hal itu," kata Nurul.
Namun, lanjut dia, dalam melengkapi dan modernisasi alutsista ini, bukan untuk perlombaan senjata, melainkan untuk memperkuat pertahanan dan keamanan nasional.
Selain itu, kerja sama pertahanan dengan negara lain, terutama dalam pembuatan alutsista diperlukan guna antisipasi kondisi keamanan global.
"Apalagi, jika melihat berbagai ketegangan di Eropa Timur dan Asia Pasifik yang memerlukan perhatian kita," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Nurul, penguatan dan modernisasi pertahanan menjadi sebuah keharusan. Bukan hanya pertahanan senjata konvensional, melainkan pertahanan sistem digital Indonesia juga harus diperkuat.
Baca juga: Thuraya tawarkan 5 solusi komunikasi satelit operasi misi kritis
Baca juga: PT Karya Logistik Indotama beli 11 unit Pesawat N219 buatan PT DI
Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022